Jumat, 17 Agustus 2007

Kelahiran Prematur

Persalinan dikatakan preterm jika terjadi sebelum akhir umur kehamilan 37 minggu. Bayi yang dilahirkan kurang dari 37 minggu dari hari pertama haid terakhir dinamakan preterm. Bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2500 gram termsuk dalam kategori berat badan lahir rendah.
Insiden kelahiran prematur kurang lebih 6 sampai 10%. Jumlah kelahiran prematur meningkat dengan peningkatan umur kahamilan minggu, yang paling sedikit ¼ bagian terjadi sebelum minggu ke 32. Kelahiran prematur memberikan kontribusi secara langsung antara 75-90% dari semua kematian neonatal dan merupakan penyebab paling banyak morbibitas dalam jangka waktu yang pendek dan yang lama.

Etiologi
Kelahiran preterm dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa faktor di bawah ini:
1. Kelahiran prematur elektif.
Hal ini diakibatkan oleh preeklamsi berat, penyakit ginjal maternal atau iugr. Produk kehamilan ini mempunyai komplikasi yang paling rendah.

2. Kpd
Insidennya kira-kira 20 % dari semua kasus kelahiran preterm.

3. Kelahiran dengan komplikasi kegawat daruratan
Komplikasi tersebut meliputi solusio plasenta, eklampsia, resus iso imunisasi, infeksi maternal atau prolapsus tali pusat. Kelompok ini kira-kira berjumlah 20 % dari kehaliran preterm.

4. Persalinan preterm spontan tanpa komplikasi yang tidak diketahui penyebabnya
Kelompok ini berjumlah paling besar sampai 40 % dari kelahiran prematur.

Faktor Resiko
Faktor yang meningkatkan resiko terjadinya persalinan prematur adalah:
1. Faktor biologikal/medik
a. Umur kurang dari 15 tahun atau lebih dari 35 tahun
b. Berat badan rendah (kurang dari 50 kg saat konsepsi)
c. Riwayat hipertensi, penyakit ginjal atau dm
d. Infeksi umum terutama virus

2. Riwayat reproduksi
Riwayat kelahiran preterm sebelumnya. Jika wanita mempunyai riwayat lebih dari 2 kali melahirkan bayi preterm. Dia mempunyai resiko untuk terjadi kelahiran preterm 70% pada kehamilan ini.
Perdarahan pada kehamilan sebelumnya, Abnormalitas uterus; 35% wanita dengan incompeten servik akan melahirkan preterm dan 19% wanita dengan uterus bicornis, unicornis atau didelphic akan melahirkan sebelum umur kehamilan 37 minggu.

3. Kehamilan saat ini
a. Peningkatan berat badan yang tidak adekuat
b. Perdarahan
c. Akdr masih berada di dalam rahim
d. Pembedahan abdomen
e. Infeksi terutama pielonefritis
f. Infeksi saluran genital terutama vaginitis non spesifik, vaginosis bakterial, klamedia dan streptokokus hemolitik b. Organisme ini terdapat pada 5% wanita dan berhubungan dengan terjadinya kpd. Amnionitis disebabkan karena infeksi traktus genital dapat menstimilasi pelepasan prostaglandin dan hal ini dapat menyebabkan mulainya persalinan
g. Kehamilan ganda. 46% melahirkan preterm
h. Polihidramnion
i. Malformasi fetus
j. Penyakit resus
k. Kematian fetus

4. Sosial ekonomi
a. Kemiskinan dan sosial yang rendah persalinan preterm biasa terjadi pada wanita dari kelompok sosial ekonomi yang rendah.
b. Status pernikahan, persalinan preterm sering terjadi pada wanita yang tidak menikah
c. Pekerja, meliputi pekerja fisik yang berat

5. Psikologi
Psikologi distres dihubungan dengan kelahiran preterm
6. Adat istiadat atau kebiasaan
a. Merokok, pemakai obat-obatan terlarang dan alkohol
b. Jarak antar kehamilan pendek
c. Terlambat anc
d. Tidak melakukan ANC

Prediksi dan Pencegahan persalinan preterm
Beberapa metode digunakan untuk mencoba mengidentifikasi wanita dengan resiko persalinan preterm. Prediksi sulit dilakukan dan tidak efektif dalam mencegah kelahiran preterm, tetapi hal ini bisa dilakukan dengan;
1. Sistem skoring resiko, hal ini bisa dilakukan berdasarkan pada faktor yang telah dijelaskan diatas. Metode ini relatif mempunyai nilai prediktif yang sedikit terutama pada primigravida dan skor yang rendah dapat menyebabkan kesalahan.
2. Memonitor aktifitas uterus.
Hal ini bisa dilakukan tetapi tampaknya tidak mempengaruhi jumlah kelahiran preterm.

3. Pemeriksaan pelvik
Pemeriksaan pelvik yang teratur akan tampak tanda perubahan yang dapat mengambarkan waktu datangnya persalinan. Prosedur ini dapat mengetahui infeksi dan mempunyai nilai prediksi rendah pada wanita yang mempunyai resiko kelahiran preterm.

4. Panjang servik
Pemeriksaan usg pada servik dapat memprediksi pesalinan preterm.

5. Penemuan hubungan antara tingkat fibronektin fetus dalam servik dan sekresi vagina pada waktu datangnya persalinan preterm dapat diketahui dengan tes yang dilakukan disamping tempat tidur. Fibronektif fetus adalah suatu komponen matrik ekstraseluler, ini disekresi oleh villi trofoblas. Jika persalinan preterm mengancam hubungan jaringan korio desidual terpisah dari ibu dan fetus, menyebabkan kebocoran fibrinektin. Tes ini mempunyai sensitifitas 79,4% dan spesifitas 82,7%. Tingkat positif palsu 17%. Tes tesebut seharusnya dilakukan setiap 2 minggu dari umur kehamilan 24 minggu dan tidak dapat dilakukan jika ada perdarahan pervaginam atau kpd karena perdarahan dan cairan amnion mengandung fibrinektin.
6. Gerakan pernafasan fetus.
Gerakan pernafasan fetus berhenti sebelum persalinan premetur dimulai dan hal ini merupakan indikator dari persalinan preterm prematur mengancam.

7. Bed rest
Pencegahan kelahiran preterm tergantung dari pebcegahan aktifitas uterus dan dilatasi servik. Bed rest dapat dilakukan tetapi cara ini tidak efektif.

8. Peningkatan kunjungan antenatal dan education
Peningkatan kunjungan anc dan pendidikan pada ibu diperkirakan dapat mengurangi persalinan preterm pada insiden kelahiran sebelum umur kehamilan 34 minggu.

9. Progestogen dan etanol (jarang digunakan)
10. Antibiotik terapi
Antibiotik terapi dapat memperlambat waktu datangnya persalinan preterm. Sekarang menggunakan gliseril trinitat (gtn). Metode ini efektif untuk menekan persalinan preterm.

11. Cervical cerclage
Cervical cerclage mungkin bermanfaat dimana kelemahan servik seperti riwayat abortus trimester ii atau biopsi.

12. Dukungan sosial
Peran dukungan sosial dalam mencegah kelahiran prematur dilakukan dan tidak tampak mempunyai pengaruh pada kesehatan fisik meskipun dapat memperbaiki kesehatan psikologis.

Manajemen Kelahiran Dan Persalinan Prematur
Persalinan prematur mungkin sulit dikenali tetapi dapat dikenali dengan perubahan servik, pendataran servik 80% atau dilatasi servik 2 cm atau lebih, diagnosis dapat ditegakkan. Bidan seharusnya menyadari kecenderungan persalinan prematur pada wanita akan mengeluh;
1. Peningkatan rasa sakit karena kontraksi
2. Kram seperti menstruasi (dismenorhoe)
3. Sakit pinggang
4. Tekanan pada pelvik
5. Peningkatan pengeluaran vagina
Jika persalinan dimulai dirumah, bidan harus menghubungai dokter dan wanita dirujuk ke RS dengan fasilitas perawatan neonatus.

Jika umur kehamilan 35 minggu atau lebih persalinan dapat dilanjutkan dan kebanyakan bayi yang lahir pada usia ini akan berkembang lebih baik jika diberikan perawatan yang tepat setelah lahir. Jika umur kehamilan dibawah 35 minggu dokter dapat memberikan obat tokolitik jika keadaan ibu dan fetus baik, tidak ada tanda perdarahan pervaginam pada saat ini atau KPD.

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by Asuhan Keperawatan dan Asuhan Kebidanan  |  Asuhan Keperawatan by Blog Design