Sabtu, 09 September 2006

MOLAHIDATIDOSA pada Ibu Hamil

Adalah jonjot-jonjot korion yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Kehamilan mola merupakan proliferasi abnormal dari vili khorialis.
Etiologi
Penyebab mola belum diketahui dengan pasti, faktor-faktor yang dapat menyebabkannya antara lain:
1. Faktor ovum, ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
2. Imunoselektif dari trofoblas
3. Keadaan sosek rendah
4. Paritas tinggi
5. Kekurangan protein
6. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas

Diagnosis dan gejala
1. Anamnesa/keluhan:
a. Terdapat gejal-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari kehamilan biasa
b. Kadangkala ada tanda toksemia gravidarum
c. Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak
d. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua kehamilan seharusnya
e. Keluar janringan mola seperti buah anggur atau mata ikan yang merupakan diagnosa pasti

2. Inspeksi
a. Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan (mola face)
b. Bila gelembung mola keluar akan terlihat dengan jelas

3. Palpasi
a. Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek
b. Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin
c. Adanya fenomena harmonica; darah dan gelembung mola keluar, dan fundus uteri turun: lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru

4. Auskultasi
a. Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin
b. Terdengar bising dan bunyi khas

5. Reaksi Kehamilan, karena kadar HCG yang tinggi maka uji biologic dan uji imunologik (Galli Mainini dan planotest) akan positif setelah pengenceran (titrasi):
a. Galli Mainini 1/300 (+), maka suspek mola hidatidosa
b. Galli Mainini 1/200 (+), maka kemungkinan mola hidatidosa atau hamil kembar. Bahkan pada mola atau koriokarsinoma, uji biologik atau imunologik cairan serebro-spinal dapat menjadi positif.

6. Pemeriksaan dalam
a. Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, serta evaluasi keadaan serviks.

7. Uji sonde, sonde dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri.. bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola.
8. Foto roentgen abdomen, tidak terlihat tulang-tulang janin(pada kehamilan 3-4 bulan)
9. Arteriogram khusus pelvis
10. Ultrasonografi, pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin.

Penanganan awal:
1. Jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evakuasi uterus:
2. Segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan I.V (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat)

Penanganan selanjutnya:
2. Pasien dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal atau tubektomi bila ingin menghentikan fertilitas
3. Lakukan pemantauan setiap 8 minggu selama minimal 1 tahun pasca evakuasi dengan menggunakan tes kehamilan dengan urin karena adanya risiko timbulnya penyakit trofoblas yang menetap atau khoriokarsinoma. Jika tes kehamilan dengan urin tidak negatif setelah 8 minggu atau menjadi positif kembali dalam 1 tahun pertama, rujuk ke pusat kesehatan tersier untuk pemantaun dan penanganan lebih lanjut.

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by Asuhan Keperawatan dan Asuhan Kebidanan  |  Asuhan Keperawatan by Blog Design